Dalam beberapa minggu terakhir, catatan iklim telah bermunculan di seluruh dunia, melukiskan gambaran yang jelas tentang dampak pemanasan global yang semakin intensif. Pada tanggal 4 Juli, hari itu menjadi rekor rata-rata global terpanas, melampaui rekor yang dibuat sehari sebelumnya. Selain itu, suhu rata-rata permukaan laut telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sementara lapisan es laut Antartika telah mencapai titik terendah sepanjang masa.
Menambah pentingnya catatan ini, Organisasi Meteorologi Dunia menyatakan pada tanggal 4 Juli bahwa El Nino telah resmi dimulai. Sebuah fenomena yang sering menyebabkan lonjakan suhu global dan pola cuaca yang mengganggu.
Jadi, apa yang mendorong kondisi iklim yang luar biasa ini, dan mengapa kita menyaksikan banyak rekor dipecahkan secara bersamaan?
Dengan latar belakang pemanasan global yang sedang berlangsung, permulaan kondisi El Niño telah memperkuat panas, mendorong suhu ke titik tertinggi baru. Hal ini semakin diperparah dengan berkurangnya aerosol, yaitu partikel kecil yang dapat membelokkan radiasi matahari yang masuk. Dampak gabungan dari El Niño dan berkurangnya aerosol kemungkinan bertanggung jawab atas rekor panas yang diamati di atmosfer dan lautan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa pemanasan ekstrem yang kita alami saat ini tidak semata-mata karena perubahan iklim. Terjadinya El Niño memainkan peran penting, memperburuk tren pemanasan yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia.
El Niño
El Nino secara resmi dinyatakan ketika suhu permukaan laut di sebagian besar Samudera Pasifik tropis naik secara signifikan. Suhu yang lebih hangat dari rata-rata di permukaan laut ini berkontribusi pada suhu di atas rata-rata di daratan.
Peristiwa El Niño terakhir yang terkenal terjadi pada tahun 2016. Dan sejak saat itu, 240 miliar ton CO₂ yang mencengangkan telah dilepaskan ke atmosfer. Meskipun El Niño tidak menghasilkan panas tambahan, El Niño mendistribusikan kembali panas yang ada dari laut ke atmosfer.
Lautan, yang meliputi 70% dari planet ini, memiliki kapasitas yang sangat besar untuk menyimpan panas karena kapasitas panas spesifiknya yang tinggi. Inilah sebabnya mengapa air dalam botol air panas mempertahankan kehangatan lebih lama daripada sebungkus gandum. Akibatnya, sekitar 90% kelebihan panas akibat pemanasan global telah diserap oleh lautan.
Arus laut memainkan peran penting dalam mentransfer panas antara permukaan bumi dan laut dalam. Selama El Niño, angin pasat di atas Samudra Pasifik melemah, mengurangi naiknya air dingin di sepanjang pantai Pasifik Amerika Selatan. Hal ini menyebabkan pemanasan lapisan atas lautan.
Sepanjang Juni 2023, suhu lautan yang lebih tinggi dari biasanya tercatat di sepanjang garis khatulistiwa pada 400 meter pertama Samudera Pasifik. Karena air dingin lebih padat daripada air hangat, lapisan air hangat ini mencegah air yang lebih dingin naik ke permukaan. Selain itu, air laut yang hangat di atas Pasifik berkontribusi terhadap peningkatan badai petir, yang melepaskan panas tambahan ke atmosfer melalui pemanasan laten.
Pemanasan Global
Konsekuensinya, akumulasi panas dari pemanasan global yang telah tersembunyi di lautan selama tahun-tahun La Niña yang lalu kini muncul kembali, mengakibatkan hilangnya catatan iklim setelahnya.
Kondisi iklim yang luar biasa ini berfungsi sebagai pengingat nyata akan kebutuhan mendesak untuk tindakan iklim. Saat pemanasan global digabungkan dengan sifat siklus El Niño, efeknya diperbesar, yang mengarah ke konsekuensi yang menghancurkan. Rekor yang dipecahkan dalam beberapa minggu terakhir menekankan pentingnya mengatasi pemanasan global dan faktor-faktor yang memperkuat dampaknya untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dari peristiwa cuaca ekstrem dan konsekuensinya yang menghancurkan.