Somalia Mengatasi Krisis Kemanusiaan dan Tantangan Perubahan Iklim

Somalia telah dilanda kekeringan bertahun-tahun, membuat pertanian tidak berkelanjutan dan menyebabkan kerugian ekonomi.

Meningkatnya tantangan kemanusiaan yang dipicu oleh perubahan iklim telah menjadi isu yang mendesak dan meluas. Banjir yang menghancurkan, kekeringan yang berkepanjangan, dan gelombang panas yang menghanguskan berdampak luas, menyebabkan kelaparan dan efek terkait lainnya. Di antara negara-negara yang berada di garis depan perhatian global ini adalah Somalia. Mereka telah dilanda kekeringan bertahun-tahun, membuat pertanian tidak berkelanjutan dan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi penggembala ternak dan petani tanaman. Jutaan orang di Somalia menghadapi keputusan sulit untuk bertahan hidup setiap hari. Laporan menunjukkan bahwa negara tersebut mengalami musim hujan kelima berturut-turut yang tidak berhasil, menyebabkan pengungsian dan kelaparan yang meluas.

Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional lainnya telah membuat kemajuan dalam mengatasi krisis, respon kemanusiaan yang strategis dan komprehensif masih diperlukan untuk mengendalikan situasi dan mencegah krisis serupa di masa depan. Tantangan-tantangan ini tidak terbatas pada satu area saja; di negara-negara dengan ketahanan rendah, mereka memiliki konsekuensi struktural dan sistemik dengan efek riak. Kurangnya hujan menyebabkan sumber air menipis dan area penggembalaan terbatas, memaksa penggembala untuk memindahkan hewan mereka. Konflik atas sumber daya memperburuk situasi yang sudah menantang, berdampak pada keamanan dan hak atas tanah. Panen yang buruk menyebabkan kekurangan pangan, malnutrisi, dan efek negatif pada pendidikan, pembangunan ekonomi, dan kesehatan.

Penderitaan yang dihadapi Somalia dan negara-negara Afrika lainnya, di mana perempuan dan anak-anak secara tidak proporsional terpengaruh oleh perubahan iklim dan konflik yang sedang berlangsung, bukanlah hal baru. Orang Afrika menghadapi dampak buruk perubahan iklim, meskipun tidak bertanggung jawab atas penyebabnya. Kelaparan dan konflik yang berkepanjangan di Somalia menunjukkan kesulitan dalam menemukan solusi jangka panjang untuk masalah ini.

Langkah-langkah untuk Membantu Somalia

Mempromosikan pertanian berkelanjutan: Krisis pangan Somalia adalah hasil dari sistem produksi, distribusi, dan administrasi pangan yang disfungsional. Dengan mendorong praktik pertanian berkelanjutan yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), negara dapat memutus siklus tersebut. Mengembangkan sistem pangan berkelanjutan akan meningkatkan ketahanan iklim, menciptakan peluang kerja, memastikan inklusi dan kesetaraan sosial, serta mendorong kebiasaan makan yang sehat. Sistem pangan fungsional juga akan memberikan kontribusi untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang tinggi di Somalia.

Akses pembiayaan pembangunan untuk ketahanan pangan dan pertanian yang lebih baik: Pembiayaan pembangunan, yang dibahas pada KTT Solusi Global di Berlin, menawarkan cara bagi negara-negara G7 dan G20 untuk berkolaborasi secara lebih efektif dengan negara-negara Afrika. Investasi, inovasi kebijakan, dan dukungan kelembagaan sangat penting untuk membangun sistem pangan nasional fungsional sebagai landasan pembangunan berkelanjutan. Mempromosikan netralitas degradasi lahan (LDN) dan pertanian cerdas iklim (CSA) melalui kemitraan dengan komunitas internasional akan sangat penting. Pembiayaan pembangunan dapat mendukung ekosistem air yang berkelanjutan untuk pertanian dan produksi pangan. Pemerintah Somalia perlu bekerja sama dengan mitra internasional. Mengembangkan kebijakan dan memobilisasi dana untuk infrastruktur investasi berkelanjutan guna mengatasi krisis pangan tahunan.

Menyediakan akses ke teknologi pertanian: Petani kecil, termasuk di Somalia, terutama bertani untuk penggunaan pribadi dan subsisten. Mendukung penciptaan dan adopsi teknologi pertanian yang disesuaikan dengan konteks lokal sangat penting untuk solusi jangka panjang. Ini termasuk memperkenalkan varietas tanaman tahan kekeringan, menerapkan prakiraan cuaca yang efektif dan sistem peringatan dini, mempromosikan teknik irigasi, dan melakukan penelitian lokal tentang perubahan pola cuaca. Petani lokal dapat memanfaatkan teknologi ini untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan praktik pertanian mereka.

Memperkuat Sistem dan Institusi Lokal

Pemulihan Somalia dari kekacauan bertahun-tahun merupakan tantangan yang berkelanjutan. Karena pemerintah lokal, petani kecil, dan pemerintah federal tidak memiliki kapasitas untuk mengatasi perubahan iklim secara efektif. Membangun sistem dan institusi lokal yang tangguh sangatlah penting. Ini melibatkan peningkatan kapasitas kelembagaan, memberikan pelatihan dan sumber daya kepada pemerintah daerah, dan memberdayakan petani kecil dengan pengetahuan dan alat untuk beradaptasi dengan perubahan iklim. Memperkuat sistem lokal akan memungkinkan Somalia untuk menanggapi tantangan terkait iklim di masa depan dengan lebih efektif.

Mengatasi krisis kemanusiaan di Somalia memerlukan pendekatan multi-aspek yang berfokus pada pertanian berkelanjutan, akses ke pembiayaan pembangunan, adopsi teknologi pertanian, dan penguatan sistem lokal. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, Somalia dapat bergerak menuju solusi jangka panjang yang mengurangi dampak perubahan iklim, meningkatkan ketahanan pangan

By Love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *